VEDCA - E9 Countries Initiative

Map
 


Tantangan global bidang peningkatan kualitas pendidikan dunia, khususnya di negara-negara yang tergabung dalam kelompok E-9 (Education 9), guna menjawab agenda program Pendidikan Untuk Semua (PUS) atau yang lebih dikenal dengan Education for All (EFA) yang dibidani oleh UNESCO di tingkat Internasional menjadi urgensi yang terhindarkan dewasa ini. Isu peningkatan mutu sumber daya manusia melalui propaganda program Pendidikan untuk Pengembangan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) adalah salah satu core problem yang harus diwujudkan ke dalam strategi pelaksanaan yang bersifat programmable di setiap Negara-negara anggota E-9. Sehingga, tujuan utama dari prakarsa asosiai multinasional ini dapat terpenuhi.

Pertemuan para Menteri Pendidikan negara-negara yang tergabung dalam kelompok E-9 di Bali, telah menyepakati lahirnya sebuah deklarasi guna mempertajam proses reformasi pendidikan di masing-masing negara. Salah satu fokus kesepakatan adalah perlunya peningkatan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru. Tiga isu penting yang mengemuka dalam pertemuan E-9 ketujuh di Bali ini diantaranya adalah: Pertama, menemukan cara terbaik untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK). Kedua, meningkatkan peran UNESCO dan kerjasama Selatan-Selatan dalam pelatihan PTK dan isu potensial lainnya. Ketiga, tim ahli dari masing-masing negara berbagi pengalaman dalam kebijakan yang menjadikan PTK sebagai profesi yang menarik melalui upaya pelatihan dan pengembangan karier bagi PTK. Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat telah membawa dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan pendidikan dan wajah peradaban dunia. Sehingga perlu diperhatikan pula penyerapan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penunjang peningkatan kualitas PTK.

Diklat merupakan bagian yang terpisahkan dari keseluruhan upaya dan proses pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan melalui peningkatan kompetensi yang bersifat professional development bukan academic development secara continuous dan sustainable. Oleh karena itu, program pembelajaran dalam rangka Diklat perlu dirancang dan dilaksanakan sebagai bentuk pendidikan orang dewasa yang bersifat fungsional. Sifat fungsional ini tercermin dalam bentuk fasilitasi pendidik dan tenaga kependidikan untuk memperbaiki kinerja profesionalnya dan/atau pembaharuan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Konteks substantif dan pedagogis pembelajaran dalam Diklat diwarnai oleh perpaduan hasil belajar melalui pengalaman (prior learning) dengan tantangan baru pembelajaran, sebagai implikasi dari perubahan kebijakan atau orientasi dalam pendidikan. Secara substantif pembelajaran dalam Diklat harus berfungsi sebagai proses extending and refining knowledge serta proses using knowledge and skills meaningfully. Secara andragogis pembelajaran dalam Diklat harus berfungsi sebagai proses kontekstualisasi, operasionalisasi pengetahuan dan keterampilan baru yang diyakini akan mampu meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan yang pada tujuan berikutnya mereka akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan.

Diklat E-9 Indonesia

Division : Agroindustri

Soya sauce or Kecap in Bahasa Indonesia is the essence of soybean which has been fermented with or without the addition of palm sugar and spices. The origins of soy might be come from mainland China around 3000 years ago or around 1000 BC. Soya sauce was introduced in Japan along...

Division : Agroindustri

Tempe is a fermented product originally from Indonesia. The product is well known throughout many countries. Tempe can be made from various raw materials such as soybean, Lamtoro, lentils, surly, dregs of Tahu, peanut dregs, Gude and so on.

Fermentation products generally contain nutrients that are beneficial to the body while...